Nano Spray MCI
Home » » Berpikir Kritis dan Berpikir Kreatif

Berpikir Kritis dan Berpikir Kreatif

Written By The Dreamer on Sunday, 31 October 2010 | 08:58

Bagian utama tugas pendidik adalah meningkatkan keterampilan siswa berpikir dan memperkaya pengetahuannya. Keunggulan berpikir dan penguasaan ilmu pengetahuan berkembang melalui pelatihan dan pengulangan. Pembiasaan berpikir runtut, menambah pengetahuan dan menerapkan pengetahuan menentukan efektivitas belajar. Strategi meningkatkan keterampilan berpikir dan menerapkan ilmu pengetahuan, dapat pendidik lakukan melalui kegiatan melatih peserta didik memecahkan masalah yang didahului dengan kegiatan analisis dan evaluasi.

Berikut ini merupakan pendapat-pendapat yang menjelaskan tentang berpikir kritis dan berpikir kreatif yang dapat dilatihkan oleh pendidik kepada anak

KETERAMPILAN BERFIKIR
Keterampilan Berfikir Kritis (Fogarty, R. & Bellaca, J., 1986)
1. Mencirikan? (Attributing): Menganalisis karakteristik, kualitas, komponen atau ciri-ciri (sifat) konsep.
2. Membandingkan dan membedakan: menemukan kesamaan dan perbedaan dengan cara memberikan ciri (attributing).
3. Mengklasifikasi: Memilah dalam kelompok berdasarkan ciri-ciri yang umum.
4. Mengurutkan: Mengatur item dalam susunan dengan cara membedakan sifat: ukuran, waktu, warna.
5. Memprioritaskan: Merangking urutan untuk menentukan nilai.
6. Merumuskan kesimpulan: Menganalisis fakta dan menghipotesiskan hasil yang logis berdasarkan bukti.
7. Menentukan penyebab dan pengaruh: Menentukan hubungan penyebab dan pengaruh.
8. Menganalisis asumsi: tuntutan yang tidak ada jaminannya, memperkirakan jaminan, dinyatakan secara tegas, generalisasi yang tidak dinyatakan secara eksplisit.
9. Menganalogkan: menduga suatu hubungan dan memetakan kesamaan yang mirip untuk menemukan jawaban yang paling benar.
10. Mengevaluasi: mempertimbangkan atau menilai.
11. Memutuskan: membuat sebuah pilihan berdasarkan keputusan yang rasional.

Keterampilan Berfikir Kreatif (Fogarty, R. & Bellaca, J., 1986)
1. Menemukan ide (Brainstorming): membuat sebuah daftar ide dengan cara menghubung-hubungkan, proses penemukan ide.
2. Memvisualisasikan: melihat, membayangkan sebuah gambar dari sebuah idea tau konsep, memvisualisasikan yang ada dalam benak , gambaran mental.
3. Mempersonifikasikan: menjadi suatu objek, mencirikan objek dengan sifat yang hidup, mengasumsikan tindakan yang tegas dari suatu benda.
4. Menginventori: Suatu pencarian untuk menghasilkan ide, suatu cara untuk memvisualisasikan alternative-alternatif.
5. Menghubungkan suatu hubungan: melihat pola, menemukan hubungan, menghubungkan ide, membangun hubungan, memetakan hubungan melalui rasionalisasi dengan cara menganalogkan, mencari bentuk.
6. Melakukan inferensi: membuat asumsi berdasarkan petunjuk yang tidak kentara, lisan dan tertulis; membaca dalam suatu garis yang memiliki benang merah, melakukan deduksi dari petunjuk-petunjuk yang ada, dan merumuskan kesimpulan.
7. Menggeneralisasikan: suatu pernyataan yang luas, meringkas informasi dari bahan-bahan yang ada menjadi suatu aturan.
8. Memprediksi: mengantisipasi apa yang akan datang.
9. Membuat hipotesis: menegaskan atau merumuskan suatu teori, mengasumsikan suatu subjek untuk diferifikasi atau dibuktikan, suatu dugaan terhadap serangkaian fakta yang dapat digunakan sebagai dasar untuk penyelidikan lanjutan.
10. Membuah analog: menciptakan kiasan-kiasan untuk memvisualisasikan ide.
11. Berhubungan dengan kedwiartian (kemenduaan) dan paradok: Memunculkan sifat yang bertentangan, menampakkan sisi yang berlawanan, kontradiksi.
12. Memecahkan masalah: Menemukan alternatif-alternatif terhadap suatu keadaaan, menghasilkan ide-ide yang dapat terjadi, mengantisipasi suatu kebutuhan dan menguji pilihan.
Sumber: Fogarty, R. & Bellaca, J., 1986. Teach Them Thinking. Arlington Heights, Illinois: IRI/Skylight Training and Publishing, Inc.

Berfikir Kritis (Ai-Choo Ong & Gary D. Borich, Ed s., 2006)
Berfikir kritis dapat didefinisikan dengan berbagai macam cara yang konsisten satu dengan yang lainnya. Berfikir kritis memerlukan pengembangan kemampuan seperti:
- Memutuskan hal yang masuk akal dari suatu pernyataan yang khusus.
- Menimbang dan memvalidasi bukti-bukti.
- Menilai hal-hal yang menguatkan yang logis dari suatu dugaan.
- Membangun pendapat yang melawan suatu pendapat dan hipotesis
- Mempertanyakan pengetahuan dan menguji pertanyaan.
- Mengklarifikasi dan menilai sebuah ide yang tidak masuk akal.
Beberapa contoh keterampilan berfikir kritis diantaranya adalah:
- Membandingkan, mengidentifikasi signifikansi dari kesamaan dan perbedaan diantara komponen yang bervariasi atau aspek-aspek tugas.
- Mengklasifikasi, mengkategorikan suatu item berdasarkan karakteristik yang berbeda.
- Menganalisis, memisahkan suatu kesatuan menjadi bagian-bagian yang bermakna dan memahami hubungan diantara bagian-bagian tersebut.
- Mengetahui penyebab, menentukan penyebab dari suatu kejadian.
- Memprediksi, membuat dugaan-dugaan tentang tendensi, pengaruh dari kejadian atau konsekuensi terhadap pilihan berdasarkan bukti.
- Mengevaluasi, membuat suatu keputusan tentang sesuatu dengan cara membandingkannya (mengukurnya) dengan suatu standar. Hal ini melibatkan identifikasi terhadap kriteria yang tepat dan menilai suatu perluasan kea rah mana kriteria tersebut sesuai.

Berfikir kreatif (Ai-Choo Ong & Gary D. Borich, Ed. s., 2006)
Berfikir kreatif memerlukan siswa untuk dapat melintasi suatu batas pengetahuan yang diterima untuk menghasilkan pengetahuan-pengetahuan dan hubungan-hubungan baru. Jenis berfikir ini digunakan untuk menghasilkan banyak ide dari berbagai macam yang asli, tidak biasa dan unik, sementara itu pada saat yang sama, berguna dan efektif. Berfikir kreatif juga melibatkan mengembangkan dan mengelaborasi ide.
Tiga kriteria yang digunakan untuk mendefinisikan suatu tindakan yang kreatif adalah: tindakannya harus dapat dilihat seperti aslinya atau bersifat baru , (2) tindakannya harus dapat dilihat sebagai sesuatu yang berharga atau menarik, dan (3) tindakannya itu harus mampu merefleksikan secara baik pemikiran dari pencetusnya.

Berfikir kreatif ditunjukkan sebagai ‘ …….. berfikir yang efektif dan original/asli’. Hal ini dapat dikategorikan ke dalam enam prinsip umum dari berfikir kreatif.
1. Berfikir kreatif melibatkan …………. Sebanyak standar-standar praktik.
2. Berfikir kreatif tergantung pada perhatian terhadap tujuan sama besarnya dengan terhadap hasil. Orang yang kreatif menjelajahi alternatif-alternatif tujuan dan pendekatan secara dini dalam usaha kerasnya, mengevaluasinya secara kritis, memahami sifat dari masalah dan standar-standar untuk suatu pemecahan, tetap siap untuk mengubah pendekatannya di kemudian hari, dan bahkan mendefinisikan kembali masalah ketika diperlukan.
3. Berfikir kreatif tergantung pada mobilitas. Orang yang kreatif memiliki kemampuan untuk melihat problem dalam cara pandang yang berbeda, menggunakan analog dan proyek itu sendiri dalam peranan dan prespektif yang berbeda.
4. Berfikir kreatif tergantung pada bekerja pada daerah yang pinggir dibandingkan pada daerah pusat dari satu kompetensi. Orang yang kreatif menjaga standar yang tinggi dan menerima kebingungan, ketidakpastian, dan resiko yang tinggi terhadap kegagalan sebagai suatu bagian dari proses.
5. Berfikir kreatif tergantung banyak pada sifat subyektivitas. Orang yang kreatif mempertimbangkan perbedaan pandangan, mengevaluasi produk dengan jarak yang lebih, mencari kritikan terhadap kemampuan intelegensia dan mengarahkan ide-ide mereka ke pengujian secara praktik dan teori.
6. Berfikir kreatif tergantung pada motivasi intrinsik yang melebihi motivasi ekstrinsik. Orang yang kreatif merasa bahwa mereka (lebih dari sekedar orang atau kesempatan) memilik apa yang harus dilakukan dan bagaimana melakukannya.

Membuat keputusan dan memecahkan masalah termasuk juga keterampilan berfikir , demikian juga halnya:
1. Membuat keputusan
- Menimbang alternatif-alternatif
- Mengevaluasi
- Memilih
- Mendukung
- Mempertahankan
2. Memecahkan masalah
- Mengajukan pertanyaan
- Mengidentifikasi masalah
- Merumuskan hipotesis
- Menginterpretasi
- Menilai resiko
- Memonitor

Sumber: Ai-Choo Ong & Gary D. Borich. Eds. 2006. Teaching Strategies that Promote Thinking Models and Curriculum Approaches. Singapore: McGraw-Hill.
Share this article :

0 comments:

Post a Comment

Pasang Iklan

Nano Spray MCI

Iklan

Nano Spray MCI
Exit Jangan lupa klik FOLLOW dan LIKE ya... ^_^

Entri Populer

 
Support : Maskolis | DidikHarry Blog | DK Group
Copyright © 2013. DidikHarry Blog - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger